Langsung ke konten utama

Dilema Etika, tantangan Pemimpin dalam pengambilan Keputusan yang Berbasis Nilai-nilai Kebajikan

 



 
Sebagai seorang pemimpin tentu selalu dihadapkan pada sebuah keadaan yang harus mengambil keputusan. Dalam pengambilan keputusan pemimpin dapat menggunakan berbagai pertimbangan yang telah dianalisa dampak dan manfaatnya. Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka dapat digunakan Pemimpin dalam pengambilan Keputusan. Patrap Triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Suwardi Suryaningrat (alias Ki Hadjar Dewantara) selaku pendiri organisasi pergerakan nasional Indonesia yaitu Taman Siswa. Konsep pendidikan ini digagas Suwardi Suryaningrat atas dasar kajiannya terhadap ilmu pendidikan (pedagogi) yang diperoleh dari tokoh pendidikan ternama mancanegara, yaitu Maria Montessori dari Italia dan Rabidranath Tagore dari India. Konsep ini menjadi prinsip dasar para guru dalam melakukan pendidikan di Taman Siswa. Terdapat tiga unsur penting dan terkenal dalam Patrap Triloka, yaitu: (1) Ing ngarsa sung tulada, yang artinya "yang di depan memberi teladan", (2) Ing madya mangun karsa yang berarti, "yang di tengah membangun kemauan"), dan (3) Tut wuri handayani yang mempunyai arti" dari belakang mendukung". Pemimpin dapat mengambil keputusan dengan bijak menyesuaikan keberadaan fungsinya sebagai tauladan, yang dapat membangun asa, dan terus memberikan dukungan dan dorongan kepada yang dipimpinnya.
Sebagai seorang pemimpin tentu mempunyai berbagai kompetensi. Guru sebagai pemimpin pembelajaran. Jika melihat UU RI No.14 Tahun 2005 kompetensi guru meliputi 4 kompetensi yaitu kompetensi Kepribadian, kompetensi Pedagogik, kompetensi Sosial, dan kompetensi professional. Sedangkan Kepala Sekolah menurut  Permendikbud  No.13 Tahun 2007 mempunyai 5 kompetensi yaitu kompetensi Kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi Kewirausahaan, kompetensi  supervisi, dan kompetensi social. Kompetensi Kepribadian seorang pemimpin sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan keputusan. Pemimpin dengan kompetensi kepribadian yang baik akan mengambil keputusun dengan baik dan bijak. 
Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran Saya sangat bermanfaat terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah Saya ambil. Bagaimana saya harus mengambil keputusan jika dihadapkan pada dilema etika ataupun bujukan moral.  Pengambilan keputusan tersebut telah efektif, terutama terkait dengan 3 kriteria pokok dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan siap dengan segala konsekuensinya. Lalu 4 paradigma pengambilan keputusan dan 9 langkah pengujian keputusan yang telah diambil. Tentunya ini bukan keputusan yang mudah karena kita akan menyadari bahwa setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Guru sebagai tenaga profesional mempunyai 4 kompetensi dasar yang harus dikuasai. Salah satunya adalah kompetensi Sosial yang didalamnya  memuat aspek sosial emosional yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya dilema etika. Guru yang mempunyai kompotensi sosial emosional yang baik tentu akan menghasilkan keputusan yang dapat mendasarkan pada nilai-nilai kebajikan dengan mengutamakan keburuhan murid dan tentunya siap dengan segala konsekuensi dari keputusan tersebut.
Dengan disajikan kasus-kasus terkait dilema etika maka guru mempunyai gambaran yang lebih kontekstual tentang masalah yang melibatkan dilema etika atau bujukan moral serta dapat membedakannya. Lalu selanjutnya guru diharapkan mampu mengambil keputusan dalam menyelesaikan kasus tesebut.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Karena keputusan yang dibuat akan dilaksanakan semua pihak yang terkait dalam sebuah ekosistem. Untuk itu keputusan yang dibuat harus memberikan manfaat menyangkut semua stakeholders yang terkait.
Tantangan-tantangan di lingkungan Saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika diantaranya adalah mengubah mindset dari tim untuk dapat melaksankan keputusan yang dibuat. Kebiasaan yang sudah membudaya tentu tidak mudah untuk menerima perubahan dari cara pengambilan keputusan terkait dilema etika.  Tentu hal ini erta kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Saya. Karena Saya sadari anggota suatu komunitas pasti mempunyai kebragaman pola dan laur berpikir  sehingga tidak mudah menerima perubahan yang ada butuh waktu dalam berproses. Pengambilan keputusan yang kita ambil ini akan berpengaruh dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita karena akan berdampak pada keputusan pemilihan strategi, model, metode, media, dan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan guru. Akhirnya dengan mempelajari modul ini maka akan berpengaruh terhadap keputusan pembelajaran yang tepat untuk menajamkan potensi murid kita yang berbeda-beda dan penuh keunikan.
Guru adalah seorang pemimpin pembelajaran. Karenanya seorang pemimpin pembelajaran tentu akan mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Hal ini tentunya akan menjadi salah satu motivasi guru untuk terus mengupgrade kompetensinya untuk dapat menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang dapat menumbuh kembangkan minat, dan motivasi untuk murid belajar.
Kesimpulan akhir yang dapat Saya tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran perlu untuk mengupgrade kompetensinya dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dilema etika dengan tetap mengedepankan 3 prinsip pengambilan keputusan, dengan menghadapkan pada 4 paradigma pengambilan keputusan dan 9 langkah pengamilan dan pengujian keputusan yang telah diambil. Selain itu guru juga perlu meningkatkan kompetensi sosial emosionalnya agar dapat melaksanakan tugasnya dengan nyaman dan terkendali. Guru juga perlu melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya.
Dari modul ini saya belajar mengidentifikasi kasus yang merupakan dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika adalah situasi dimana kita dihadapkan pada membuat keputusan antara benar dan benar, sedangkan bujukan moral adalah situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. 4 paradigma pengambilan keputusan yaitu 1. Individu lawan kelompok (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term, 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu: 1) Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan. 2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. 3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. 4) Pengujian benar atau salah (a. Uji Legal, b. Uji Regulasi/Standar Profesional, c. Uji Intuisi, d. Uji Publikasi, e. Uji Panutan/Idola) 5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. 6) Melakukan Prinsip Resolusi. 7) Investigasi Opsi Trilema. 8) Buat Keputusan. 9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.. Prinsip Resolusi Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai? Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Ada hal-hal yang menurut Saya di luar dugaan yaitu bahwa kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin. 
Sebelum mempelajari modul ini, Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema. Bedanya dengan apa yang Saya pelajari di modul ini adalah analisa dan tahapan dalam pengujian dan pengambilan keputusan
Dampak mempelajari konsep  ini buat Saya adalah perubahan  yang terjadi pada cara Saya dalam mengambil keputusan. Sebelumnya,  Saya mengambil keputusan berdasarkan pada intuisi, pengalaman, dan segala informasi yang ada terkait keputusan yang diambil, intinya Saya dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalisasi dampak buruk pengambilan keputusan. Sesudah mengikuti pembelajaran modul ini maka perlu menganalisa kasus apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral. Menggolongkan dalam 4 paradigma dan 3 prinsip penyelesaian dilema, dan  9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil
Penting bagi Saya mempelajari topik modul ini, karena sebagai seorang individu dan sebagai seorang pemimpin tentu akan selalu dihadapkan pada situasi pengambilan keputusan yang tepat, baik, dan berdampak positif bagi banyak orang.
Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih
Sri Retna Prasilirum Samyamaji, S.Pd.
Guru Matematika SMPN 1 Sukosewu
Calon Guru Penggerak Angkatan 5
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timut


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Kerja Kader Publikasi

A.       Nama Kegiatan Kader   Publikasi program Adiwiyata SMPN   1 sukosewu B.       Latar Belakang Peran serta Kader Publikasi ini sangat diperlukan dalam rangka mengenalkan   Program Adiwiyata pada lingkungan masyarakat   sekitar khususnya warga sekolah dan seluruh masyarakat bahkan di lingkungan sekolah se-kabupaten Bojonegoro. Konsep Adiwiyata yang dikembangkan di SMPN 1 Sukosewu merencanakan kegiatan kegiatan yang terbagi dalam beberapa kader.Diantaranya Kader Sanitasi, Sampah, Pertanian, Perikanan, Kantin sehat, Kerohanian, UKS dan Kader yang   bertugas untuk menyebarluaskan Konsep adiwiyata ini adalah Kader Publikasi. Dalam Publikasi ini akan kita bagi menjadi dua bagian yaitu publikasi melalui   Mading sekolah   dan juga media ONLINE ( Blog sekolah). C.       Dasar Kegiatan 1.        Visi sekolah :Berbudi pekerti luhur ,berp...

Proses Pembuatan D'Bog Crispy

Tanaman pisang merupakan tumbuhan berbatang basah yang besar, biasanya mempunyai batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun. Tangkai daun jelas beralur pada sisi atasnya, helaian daun lebar dan memanjang. Tak hanya buahnya yang bermanfaat, ternyata pelepah pisang juga kaya akan manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.  SMP Negeri 1 Sukosewu sebagian besar lahannya terdiri dari pohon pisang, yang selama ini yang diolah hanya buahnya. Kali ini mencoba membuat inovasi pengolahan pelepah pisang yang di buat krispi. Berikut ini cara pengolahan “ Proses Pembuatan  D'Bog Crispy ”:

Cara Tambah atau Input Peserta Didik Baru di Aplikasi Dapodik 2021

Tutorial tentang cara tambah atau input peserta didik baru di aplikasi dapodik 2021. Merupakan cara untuk memasukkan atau menambahkan peserta didik baru baik dari sekolah yang menggunakan aplikasi dapodik atau tidak menggunakan aplikasi daodik untuk tahun ini. Langkah-langkah atau cara tambah atau input peserta didik baru di aplikasi dapodik 2021 adalah sebagai berikut : 1. Buka situs http://sp.datadik.kemdikbud.go.id 2. Login menggunakan SSO dapodik. 3. Pilih menu aplikasi.